Wahai saudaraku, para istri
Setiap kesalahan seorang istri atau mengikuti hawa nafsu atau terlalu cemburu atay perasaan was-was berasal dari syaithan. semua itu bersumber dari lemahnya iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala seningga rumah tangga sang suami berubah menjadi berantakan bagaikan neraka dan semua pihak menyesali pernikahan tersebut.
Betapa indahnya bila anda meluruskan hati, akhlak, dan tabiat ketika bergaul bersama suami dan kerabat suami anda. Betapa indahnya bila anda selalu menggunakan akal sehat dan kesabaran dalam setiap menghadapi urusan rumah tangga.
Betapa mulianya ketika seorang istri mampu menjadi pendamping setia bagi sang suami dan betapa agung kedudukannya dihati sang suami bahkan ia mampu memikat perasaan sang suami ketika ia berkata kepadanya "Aku mendengar dan menaati."
Semoga saudariku muslimah mendapat taufik dan hidayah dengan etika Islam, mau menyempurnakan akal pikiran dengan ilmu dan ma'rifah dan menyembuhkan hatinya dengan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga kehidupan penuh dengan suasana bahagia dan hidup bersama sang suami dengan penuh ketenangan dan ketentraman serta kegembiraan.
Wahai para istri, tunaikanlah kewajibanmu terhadap suamimu niscaya engkau akan mendapat kasih sayang dan cintanya.
Nasihat ini saya sampaikan kepada saudara-saudara seiman baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keikhlasan kepada saya hanya untuk mencari wajah allah Subhanahu wa Ta'ala dan semoga Allah memberikan pula rahmatNya kepada kita semua yang senantiasa berusaha untuk meniti jalanNya yang lurus sehingga kita termasuk golongan yang selamat baik dalam rumah tangga, keluarga, agama, dunia, maupun akhirat kita. (Ummu Ahmad Rifqi)
Maraji'
- Minhajul Muslimin, Abu bakar Jaabir Al Jazairi
- Fiqhuz Zawaj fi Dhau'il Kitab was Sunnah, Syaikh Shalih bin Ghanim as Sadlan
[Disalin dari majalah Nabila Edisi09/Tahun1/februari 2005]
0 comments:
Post a Comment