Allah berfirman, yang artinya: Barangsiapa mentaati Rasul itu, maka sesunguhnya dia telah mentaati Allah. (QS An Nisa: 80)
Allah berfirman, yang artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (QS AI Hasyr:7)
Nabi bersabda, dari hadits Irbadh bin Sariyah yang artinya: "Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, mend-gar dan taat, meskipun yang memerintahkan kalian adalah budak dari Habasyah. Karena sesungguhnya, barangsiapa diantara kalian hidup setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Berpegang teguhlah kalian dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat pentunjuk. Peganglah ia erat-erat, dan gigitlah ta dengan gerahammu." 1
2.6 Menanamkan Kepada Anak Agar Benci Kepada Bid'ah
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Allah berfirman, yang artinya: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dia mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan a ke dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS An Nisa :115)
Nabi bersabda, dari hadits Abdullah bin Mas'ud, Setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
Jadi setiap bid'ah itu tertolak, sebagaimana disebutkan dalam hadits. Adapun pembagian bid'ah menjadi dua, yaitu: bid'ah mahmudah (terpuji) dan bid'ah madzmumah (tercela), maka sebenamya yang dimaksudkan ialah bid'ah (perkara baru) secara bahasa saja, bukan secara syar'iyyah.
2.7 Membuat Anak-Anak Cinta Kepada Ilmu Syar'i dan Bersabar Dalam Meraihnya
Ilmu syar'i merupakan ilmu yang paling mulia. Allah telah memuji ilmu dan ulama lebih dari satu ayat dalam Al Qur'an. Allah berfirman, yang artinya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah ulama. (QS Fathir: 28)
Dan katakanlah: " Ya Rabb, tambahkanlah kepadaku ilmu". (QS Thaha:114)
Dari Zar bin Hubasyi, dia berkata, "Aku mendatangi Sofwan bin 'Assal Al Muradi, lalu dia berkata, "Untuk tujuan apa engkau datang kemari?" Aku menjawab, "Karena mengharapkan ilmu". Dia berkata, "Sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut iImu, karena ridha dengan apa yang mereka cari." 2
Belajar ketika masih kecil lebih baik daripada belajar ketika sudah dewasa, sebagaimana dalam sebuah sya'ir: Belajar sewaktu kecil bagaikan melukis di atas baru.
Pada masa permulaan Islam para ibu memotivasi anaknya untuk menuntut ilmu (syar'i). Bahkan ada yang rela bekerja agar si anak bisa belajar. Lihatlah, bagaimana manusia memuji Sufyan Ats Tsauri 3 karena keluasan ilmu yang dimilikinya.
Al Auza'i berkata tentangnya; "Tidak ada orang yang padanya orang awam berkumpul dengan ridha dan lapang dada, kecuali satu orang di Kufah yaitu Sufyan"
Sufyan tidaklah mencapai apa yang menjadi cita-citanya, kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian pertolongan ibunya yang shalihah.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Waki', dia berkata,
"Ummu Sufyan berkata kepada Sufyan, 'Wahai, anakku. Tuntutlah iImu dan aku akan cukupimu dengan alat pemintaanku'." 4
Alangkah besarnya tokoh-tokoh yang keluar dari madrasah ibu.
Ibu adalah madrasah
Apabila engkau mempersiapkannya
berarti engkau mempersiapkan generasi yang kuat akarnya
Ibu adalah taman
Jika engkua merawatnya
dia akan hidup dengan elok
tumbuh daunnya beraneka rupa
Ibu adalah guru pertamanya para guru
Kemuliaanya terpancar menyebar sepanjang cakrawala
(Salamah Ummu Ismail)
Dikutip dari majalah As-Sunnah 11/VII/2004 hal 58 - 59
1 HR. Abu Dawud, 4607; At Tirmidzi, 2676 dan dia barkata, "Hasan shahih''; Ibnu Majah, 42; Ad Darimi, 1/44, 45; Ahmad, 4/126, 127; Hakim, 1/97; Ibnu Abdil Bar dalam Jami'ul Ilmi, 92/17, 172.
2 HR. Tirmidzi, 96/3535; Nasa'i, 1/83; Ibnu Majah, 284; Ad Darimi, 1/101; Ahmad, 4/239, 240; Ibnu Khuzaimah, 17/193, 196; Asy Syafi'i dalam Al Umm, 1/34, 35; Hakim, 1/100; Ibnu Abdil Bar, dalam Al Jami' 91/32; Ibnu Hazm, dalam Al Muhalla, 2/830; Ibnul Jarud, 94; Humaidi, 881.
3 Beliau adalah salah seorang Imam dari enam madzhab. Beliau adalah Amirul Mu'minin dalam hadits. Syu'bah, Ibnu Mubarak, Abu 'Ashim, Ibnu Mu'ayyan dan lebih dari satu ulama' lainnya, berkata, "Sufyan adalah Amirul Mu'minin dalam hadits." Ibnul Mubarak berkata, "Aku menulis dari seribu seratus syaikh. Tidaklah aku menulis yang lebih utama dari Sufyan." (Lihat At Tahdzib, 4/112, 113). Dikatakan pula bahwa Sufyan adalah penduduk dunia yang paling faqih (Siyar Alamin Nubala).
4 'Audatul Hijab, karya Muhammad Ismail, 2/143. Dinukil dari Al Imam Sufyan Ats Tsauri, karya Muhammad Abul Fath Al Bayanuni.
0 comments:
Post a Comment